“In every real man a child is hidden that wants to play.” Friedrich Nietzsche
Seperti ungkapan
dari seorang filsuf Jerman di atas, Friedrich Nietzche, di dalam diri setiap
manusia pun pasti terdapat sisi anak-anak yang ingin bermain. Tidak dipungkiri
setiap kita pasti masih memiliki keinginan untuk kembali ke masa kecil, dimana
kita bisa bermain memuaskan hati kita. Bermain memang dapat menyegarkan kembali
otak dan diri kita setelah pekerjaan yang penat. Itulah gunanya liburan. Itulah
gunanya aku dan Rany memutuskan pergi ke Lotte World.
Lotte World adalah salah satu amusement park atau taman bermain yang
terkenal di Korea Selatan. Sohyun, teman Korea kami juga pernah memberi tahu bahwa
ada 3 taman bermain yang terkenal di Korea Selatan, yang pertama adalah Everland
dimana taman bermain ini terletak di Yongin-si, Gyeonggi-do. Taman bermain
kedua adalah Seoulland yang berlokasi di Gwacheon-si, Gyeonggi-do. Kami belum
pernah menginjakkan kaki ke sini, namun suatu hari kalau bisa berkunjung
kembali ke Korea Selatan, tentu saja aku dan Rany ingin sekali pergi menjelajah
ke sana. Taman bermain yang ketiga adalah Lotte World yang berada di Songpa-gu,
Seoul. Bisa diakses langsung dari Seoul Subway stasiun Jamsil exit 4.
Lotte World sendiri terbagi
menjadi 2 area, ada area permainan indoor
dan permainan outdoor. Kalo buat aku
pribadi, tentu permainan outdoor lebih seru dan menyenangkan. Kebanyakan
permainan indoor banyak ditujukan
untuk anak-anak, sedangkan untuk remaja dan dewasa lebih banyak di outdoor. Bukan berarti di area indoor tidak ada permainan untuk orang
dewasa dan begitu pula sebaiknya, tapi permainan untuk remaja dan dewasa
menurut aku pribadi lebih banyak terletak di area outdoor. Aku dan Rany untungnya tidak menemukan kesulitan untuk
membeli tiket, ditambah sekarang (tampaknya hampir di seluruh tempat di Korea),
petugas atau penjual dapat mengaplikasikan tiga bahasa sekaligus, bahasa
Inggris, Mandarin, dan Jepang. FYI,
kami mendapat kupon diskon dari Young, pemilik Seoulwise Guesthouse, dimana kami tinggal, sebesar 5,000 won.
Seharusnya untuk bermain seharian, kami harus membayar sebesar 40,000 won (Rp
340.000,00) tapi karena ada kupos diskon, kami cukup membayar sebesar 35,000 won
(Rp 297.500,00). Maka itu, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk berbincang
sesaat dengan pemilik guesthouse.
Ketika kami menginjakkan kaki di Lotte World, aku merasa ini memang impian yang menjadi kenyataan. Sebelum berangkat, aku dan Rany sering sekali melihat foto-foto di internet, selalu bermimpi kapan bisa ke tempat ini. Tuhan memang sangat baik, pada tanggal 20 Juni 2012, aku bersyukur bisa menginjakkan kakiku di Lotte World. Persis seperti yang ada di gambar, indah, menawan, menarik hati. Warna biru yang dominan menghiasi taman bermain, udara sejuk, sinar matahari yang masuk, orang-orang yang bermain ice skating. Saat itu masih lumayan pagi sehingga orang yang ada di sana tidak terlalu banyak. Kami yang telah melewati 17 stops dari Hongik University (kalau tidak salah ingat) tentu semakin bersemangat menghabiskan waktu di sini. So, here we go!
Aku memulai dengan mencoba
permainan bernama Giant Loop. Permainan ini berada dekat di pintu masuk dan aku
tertarik ketika melihatnya. Karena Rany tidak suka naik permainan yang
‘aneh-aneh’, jadi aku terpaksa naik wahana ini sendirian. Permainan ini
sebenarnya seperti roller coaster kecil, hanya saja penumpang akan
berputar-putar 3600 beberapa kali. Jujur saja, kelihatannya menarik,
namun ternyata setelah partisipasi langsung, tidak hanya observasi, ternyata
permainan ini tidak semenarik yang aku harapkan (sorry). Oh ya, dua pelajaran berharga yang aku dapatkan di sana,
tidak ada orang yang berusaha menyerobot, sepanjang apapun antriannya, dan yang
kedua, petugas selalu mengecek keadaan mesin setiap satu sesi permainan
berakhir. Mungkin hal ini memakan waktu lebih namun, safety comes first.
Setelah (aku) selesai mencoba bermain Giant Loop, kami baru sadar belum memiliki peta dan bingung mau memulai dari mana. Jadi, kami mencari peta lalu memutuskan untuk berkeliling di wahan indoor dulu baru melanjutkan di outdoor. Tentu saja setiap menemukan spot cantik, kami tidak lupa berfoto manis untuk dijadikan kenang-kenangan.
Di dalam Lotte World, tentu saja banyak
stan makanan dan minuman di setiap sudut. Dan salah satu stan berhasil menggoda
kami, kami mencoba makanan semacam gorengan yang dapat diberi bumbu. Namanya
sudah kami lupakan, namun rasa masih terkenang dalam hati. Aku memesan semacam
gorengan seperti bakso yang di dalamnya terdapat tteokpokkinya. Menurutku enak, namun, yang dibeli Rany tampaknya
lebih lezat. Kami mengeluarkan uang sebesar 2,000 won untuk setiap tusuknya.
Kami menghabiskan dengan cepat karena kami harus mengantri untuk French Rollercoaster!
indoor area Lotte World
Sebelum berangkat (lagi-lagi), aku sudah mengecek permainan ini di Lotte World, ditambah roller coaster ini juga menjadi bintang saat Running Man episode 9, berkunjung ke Lotte World. “Roller coaster ini pasti seru,” pikirku waktu itu. Dan memang wajib rasanya untuk mencoba wahana ini bila mengunjungi Lotte World. Kami cukup kaget ketika sedang antri untuk naik wahana ini karena ada sepasang kekasih yang kissing di depan umum saat mengantri. Tampaknya budaya di sana memang sudah banyak berubah. Setelah naik wahana ini, ternyata andrenalin kami semakin terpacu untuk menejelajahi wahana lainnya.
Tiba saatnya berpetualang di
area outdoor, tetapi sebelum menaiki
wahana lainnya, churros panjang seharga 3,000 won lagi-lagi berhasil mencuri
hati. Akhirnya kami membeli churros itu dan makan bersama. Churrosnya lumayan
panjang, jadi karena takut kenyang di saat makan siang, kami memutuskan untuk
makan separoan saja. Setelah selesai, kami mencoba permainan yang kami lupakan
namanya karena menorehkan pengalaman pahit. Wahana ini berbentuk seperti pohon
dan ada banyak kursi seperti ayunan. Persis seperti permainan di Dufan, tapi
ini lebih bagus dan menarik (maaf Dufan). Saat berputar pertama-tama masih
tidak ada masalah, namun semakin lama, kepala semakin pusing dan menjadi mual.
Setelah turun dari wahana itu, aku langsung mencari toilet karena rasanya ingin
muntah. Untung saja tidak jadi muntah dan setelah diam sejenak, semangat
kembali pulih.
Ternyata hari sudah siang dan memang saatnya kami untuk menyantap makan siang. Aku dan Rany memilih makan di restoran Korea. Kami memesan satu menu pork rice bowl. Lumayan kenyang dan tenaga kami kembali terisi. Ini saatnya petualangan dilanjutkan. Salah satu wahana yang menjadi favorit adalah Atlantis Adventure. Dimana kami mengendarai semacam kereta (seperti di roller coaster) dan diajak berkeliling seperti memasuki dunia Atlantis. Bagi yang pernah naik wahana Niagara di Dufan, wahana ini mirip seperti Niagara, namun di wahana ini ada sabuk pengamannya dan lebih seru. sayang, terasa begitu cepat memang kalau wahananya mengasikkan.
Mungkin karena terlalu asik
berjalan, Rany tidak menyadari bahwa kakinya kesakitan. Setelah benar-benar
sakit, Rany menyadari dia seharusnya tidak menggunakan sepatu. Ini akibat
perjalanan kami ke Myeongdong dan Namsan kemarin. Kuku kelingking kaki Rany
memang terluka dan seharusnya dia tidak menggunakan sepatu. Terpaksa, kami
kesana kemari mencari gerai yang menjual sandal. Untungnya kami menemukan di
area indoor dan Rany mencoba beberapa
sandal. Walau harganya lumayan mahal, namun demi menyelamatkan kaki dan sisa
hari kami di Lotte World, Rany membeli sandal berwarna putih tersebut. Memang
betul-betul sandal penyelamat karena sandalnya terlihat pas dan begitu nyaman
membawa Rany mengitari Lotte World.
Kami melanjutkan dengan naik Bungee Drop, dan tentu saja tidak
ketinggalan aku mencoba Gyro Drop
(lagi-lagi Rany tidak mau ikut karena terlihat seram). One word : AWESOME! Jika kalian naik wahan ini, kalian akan dibawa
setinggi 70 meter dan dapat melihat pemandangan indah di sekitar Lotte World.
Belum selesai menikmati, kalian akan dilepas dengan kecepatan 100 km/jam.
Setelah sampai di daratan, telapak kakiku langusng nyeri semua. Meski jantung
serasa ikut tertarik ke bawah, tapi aku pengen banget naik wahana ini sekali
lagi.
Setelah dirasa puas
mengelilingi Lotte World, kami tidak akan melewatkan yang satu ini, Lotte World
Star Avenue! Di sini terdapat kostum, CD, tanda tangan, tayangan iklan atau
konser atau acara, serta properti yang pernah digunakan oleh sang artis. Waktu
aku dan Rany ke sana sih kami melihat pajangan Rain, 2PM, Song Seung Heon, jang
Geun Suk, Kim Hyun Joong, Choi Ji Woo, Hyun Bin, serta yang under construction (prediksi kami) itu
punyanya SUPER JUNIOR! Sayang banget ya? Nah, di dalam Lotte World Star Avenue
itu ada lagi area dimana kita bisa main kuis, foto bareng artis dengan
teknologi semacam green screen, dan
lain-lain. Memang lebih lengkap di dalam sana, namun kalian harus merogoh kocek
sebesar 10,000 won. Aku sama Rany memutuskan untuk tidak mengeluarkan uang di
sana karena menurut kami sudah cukup melihat-lihat di area luarnya saja.
Saatnya pulang dan
beristirahat! Perjalanan terasa panjang dan lama karena kami pulang saat rush hour. Orang-orang pulang kerja dan
subway menjadi penuh. Akhirnya meski kaki sudah lelah, kami harus tetap berdiri
terus karena kereta tidak pernah sepi. Hati lega perasaan gembira ketika sudah
mencapai kamar kami. Setelah istirahat sebentar dan mandi, kami melanjutkan
perjalanan menuju Hongdae. Malam itu kami mengitari Hongdae sisi lain dan
mencoba sebuah makanan ‘aneh’. Dari dulu aku memang selalu ingin mencoba
makanan ini, lebih-lebih karena penasaran. Aku mengungkapkan hal ini pada Rany.
“Ran, coba makan soondae yuk!”
“Hah? Apa itu Xen? Makanan yang mana dan isinya apa
aja?”
“Hmm.. itu dari usus babi, diisi mie semacam soun
gitu, mirip bihun, sama darah babi.”
“……. kamu serius?”
krik…krik…krik…
Sayang kan kalau ngga mencoba
makanan aneh waktu di Korea Selatan? Akhirnya, Rany mau juga mencoba makanan
‘aneh’ itu. Kalau Rany sekali makan langung ngga mau nambah lagi, beda sama
aku. Memang terasa aneh di gigitan pertama, tapi entah mengapa lama-lama terasa
lumayan gurih dan enak. Waktu itu kita makan soondae sama semacam garam gitu warna oranye muda. Tidak
ketinggalan kita juga mencicipi Odeng (fish
cake) serta minum sup dari gelas. Kami menikmati ini sambil berdiri di
pinggir jalan karena namanya saja Korean Street Snack, yang jualan kayaknya
pasangan suami istri Ahjumma dan Ahjussi. Saat itu perut baik-baik saja
dan masih bisa dimasukkan makanan lain.
Kami melanjutkan perjalanan dan menemukan restoran daging yang menawan hati. Restoran itu tampak cukup ramai dan hampir penuh. Kami memutuskan makan di sana dan ternyata oh ternyata! Beberapa artis ternama pernah makan di sana. Sadarnya sih pas mau keluar karena kelihatan tanda tangan yang dilaminating dan dipajang di dinding. Member Big Bang dan 2NE1 ternyata pernah makan pula di sana. Memang, enak banget dagingnya dan side dishnya menurut kami cukup banyak. Masing-masing dari kami membayar 13,000 won (Rp 110.500,00) untuk makan malam hari itu.
Saat keluar dari restoran itu
dan mau mengitari Hongdae exit 9, tiba-tiba perut sakit dan mulai terasa
mulesnya. Waktu mau menyeberang, aku sudah mengutarakan hal ini sama Rany dan
dia agak was-was. Tapi aku bilang, aku baik-baik saja. Nanti aja bisa ditahan
sampai guesthouse. Ternyata oh
ternyata sekali lagi, kata-kata yang keluar, otak, dan perut tidak sinkron.
Sampai di exit 9, perut mulai bergejolak tanda tak mampu menahan. Aku mulai
panik, Rany walau kelihatan tenang mulai ikutan panik. Masalahnya kita ngga
tahu bisa menemukan toilet dimana. Masalah kedua, waktu sudah menunjukkan jam
10 malam KST dimana toko-toko sudah mulai berhenti beroperasi.
Akhirnya kita coba masuk ke
Dunkin Donuts dan ternyata toilet sudah tutup. Pilihan lain, Burger King,
karena biasanya di gerai makanan cepat saji ada toiletnya. Rany memesan es krim
seharga 500 won dan aku langsung naik mencari toilet. Memang ada toiletnya,
tapi sama seperti Dunkin Donuts, toilet tutup jam 10 malam. Akhirnya aku harus
turun kembali dan mencari toilet lainnya. Panik. Perut sakit. Pusing. Keringat
bercucuran. Hampir putus asa, kami berlari ke seorang petugas dan menanyakan
toilet. Ternyata ada toilet di sebuah gedung yang dapat digunakan! Puji
Tuhan! Akhirnya aku bisa menunaikan
‘tuntutan perut’ dan pulang dengan perut enteng.
“Kamu sih, makan soondae kebanyakan. Udah tahu aneh
begitu, jadi diare kan?”
Dan aku cuma
bisa tertawa. Setidaknya, kejadian mencari toilet saat diare di Korea Selatan
dapat menjadi kenangan indah. Lebih baik mencoba daripada tidak mencoba sama
sekali kan? Kami menutup hari itu dengan berjalan santai kembali ke guesthouse. Kami tutup hari itu dengan
doa dan tidur nyenyak sebelum petualangan seru lainnya di keesokan hari.
nantikan kisah lanjutan perjalanan kami di hari
keempat, berkeliling Hongdae bersama Sohyun, dan mencapai Gwanghwamun serta
Dongdaemun. Perjalanan kami belum berakhir!
By: @xenwoo
No comments:
Post a Comment