Kata orang, “Cinta itu buta”. Tapi saya lebih suka “Jangan buta karena cinta”.
Banyak orang yang sepertinya logikanya mati kalo lagi
pas jatuh cinta. Nggak bisa disalahin
juga sih. Saya juga pernah ngalamin yang kayak gitu. Tapi coba deh
dipikir lagi. Apa bisa kita matikan logika kita saat kita sedang jatuh cinta?
Sedangkan otak dan hati selalu bekerja dengan cara yang saling bertolak
belakang.
Kalo untuk usia masa-masa remaja yang masih tergolong teenager, mungkin yang namanya perasaan
bakal lebih dominan daripada logika. Biasanya mereka ngalamin yang namanya
cinta monyet. Maunya kemana-mana cinta-cintaan. Dunia milik berdua, yang lain
ngontrak.
Nah, kalo udah mulai masuk dunia yang penghuninya
diisi dengan manusia umur 20 tahunan ke atas, biasanya logika yang mulai
bekerja lebih dominan. Entah itu cewek atau cowok. Mereka yang usia 20 tahunan
ke atas, biasanya sudah mulai memikirkan masa depan. Mulai dari pekerjaan,
penghasilan, sampai dunia rumah tangga.
Tapi sebagai manusia yang cara kerja otak dan hatinya
berlainan, nggak semua juga bisa dipukul sama rata. Ada juga yang umur 20
tahunan tapi masih suka main perasaan aja tanpa logika. Jadi kalo pas lagi
jatuh cinta suka nggak mikirin pekerjaan calonnya, yang penting cinta.
Well, mari kita langsung ke inti cerita.
Untuk kalian semua, terutama kaum hawa yang umur 20 ke
atas, misal umur 22 dan seterusnya, dan sudah masuk ke dunia kerja, pernah
terpikir nggak, kalo kelak pingin dapet pasangan yang pekerjaannya jelas,
penghasilan jelas, dan terjamin?
Pernah kan?
Itu yang namanya logika.
Saya nggak mau mengesampingkan faktor keimanan seorang
laki-laki atau seberapa porsi sayangnya yang bisa diberikan untuk si cewek.
Tetap saja 2 hal itu juga nggak kalah penting. Atau mungkin juga dari sisi
kecocokan sifat satu sama lain. Tapi bukankah kepastian masa depan juga
diperlukan oleh seorang perempuan yang mau melepas masa lajang? Bukankah biasa
perempuan juga berpikir bahwa kelak dia dan anaknya layak untuk mendapatkan
kehidupan yang terjamin?
Nggak sedikit juga orang yang berpikir bahwa cinta
bisa mengalahkan segalanya. Well, I’m not
naïve. Saya hanya berusaha bersikap realisitis di tengah kehidupan yang
penuh dengan permainan ini. Tidak perlu menetapkan kriteria materi setinggi
langit untuk menempuh masa depan. Cukup kepastian pekerjaan, sebagai bentuk
tanggung jawab untuk menghidupi anak, istri, dan diri sendiri. Itu saja.
Tapi pendapat tiap orang berbeda. Kalo Anda termasuk
perempuan yang punya pandangan berbeda dengan saya, it’s ok. Yah, mungkin saya termasuk the only exception. Hahaa..
Sekali lagi, materi bukan segalanya. Tapi logika
juga perlu dimainkan saat kita sedang jatuh cinta. Karena kita para cewek,
selalu layak mendapatkan yang terbaik. Lagipula,cinta, tanpa adanya logika komitmen, mau dibawa kemana?
By: @sherlynfs
No comments:
Post a Comment