Thursday, December 20, 2012

Panik di Hongdae setelah Puas Mencicipi Surga Bermain "Lotte World"


“In every real man a child is hidden that wants to play.” Friedrich Nietzsche

                  



               Seperti ungkapan dari seorang filsuf Jerman di atas, Friedrich Nietzche, di dalam diri setiap manusia pun pasti terdapat sisi anak-anak yang ingin bermain. Tidak dipungkiri setiap kita pasti masih memiliki keinginan untuk kembali ke masa kecil, dimana kita bisa bermain memuaskan hati kita. Bermain memang dapat menyegarkan kembali otak dan diri kita setelah pekerjaan yang penat. Itulah gunanya liburan. Itulah gunanya aku dan Rany memutuskan pergi ke Lotte World.



                  Lotte World adalah salah satu amusement park atau taman bermain yang terkenal di Korea Selatan. Sohyun, teman Korea kami juga pernah memberi tahu bahwa ada 3 taman bermain yang terkenal di Korea Selatan, yang pertama adalah Everland dimana taman bermain ini terletak di Yongin-si, Gyeonggi-do. Taman bermain kedua adalah Seoulland yang berlokasi di Gwacheon-si, Gyeonggi-do. Kami belum pernah menginjakkan kaki ke sini, namun suatu hari kalau bisa berkunjung kembali ke Korea Selatan, tentu saja aku dan Rany ingin sekali pergi menjelajah ke sana. Taman bermain yang ketiga adalah Lotte World yang berada di Songpa-gu, Seoul. Bisa diakses langsung dari Seoul Subway stasiun Jamsil exit 4.

                  Lotte World sendiri terbagi menjadi 2 area, ada area permainan indoor dan permainan outdoor. Kalo buat aku pribadi, tentu permainan outdoor lebih seru dan menyenangkan. Kebanyakan permainan indoor banyak ditujukan untuk anak-anak, sedangkan untuk remaja dan dewasa lebih banyak di outdoor. Bukan berarti di area indoor tidak ada permainan untuk orang dewasa dan begitu pula sebaiknya, tapi permainan untuk remaja dan dewasa menurut aku pribadi lebih banyak terletak di area outdoor. Aku dan Rany untungnya tidak menemukan kesulitan untuk membeli tiket, ditambah sekarang (tampaknya hampir di seluruh tempat di Korea), petugas atau penjual dapat mengaplikasikan tiga bahasa sekaligus, bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. FYI, kami mendapat kupon diskon dari Young, pemilik Seoulwise Guesthouse, dimana kami tinggal, sebesar 5,000 won. Seharusnya untuk bermain seharian, kami harus membayar sebesar 40,000 won (Rp 340.000,00) tapi karena ada kupos diskon, kami cukup membayar sebesar 35,000 won (Rp 297.500,00). Maka itu, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk berbincang sesaat dengan pemilik guesthouse.

                  Ketika kami menginjakkan kaki di Lotte World, aku merasa ini memang impian yang menjadi kenyataan. Sebelum berangkat, aku dan Rany sering sekali melihat foto-foto di internet, selalu bermimpi kapan bisa ke tempat ini. Tuhan memang sangat baik, pada tanggal 20 Juni 2012, aku bersyukur bisa menginjakkan kakiku di Lotte World. Persis seperti yang ada di gambar, indah, menawan, menarik hati. Warna biru yang dominan menghiasi taman bermain, udara sejuk, sinar matahari yang masuk, orang-orang yang bermain ice skating. Saat itu masih lumayan pagi sehingga orang yang ada di sana tidak terlalu banyak. Kami yang telah melewati 17 stops dari Hongik University (kalau tidak salah ingat) tentu semakin bersemangat menghabiskan waktu di sini. So, here we go! 


        

                  Aku memulai dengan mencoba permainan bernama Giant Loop. Permainan ini berada dekat di pintu masuk dan aku tertarik ketika melihatnya. Karena Rany tidak suka naik permainan yang ‘aneh-aneh’, jadi aku terpaksa naik wahana ini sendirian. Permainan ini sebenarnya seperti roller coaster kecil, hanya saja penumpang akan berputar-putar 3600 beberapa kali. Jujur saja, kelihatannya menarik, namun ternyata setelah partisipasi langsung, tidak hanya observasi, ternyata permainan ini tidak semenarik yang aku harapkan (sorry). Oh ya, dua pelajaran berharga yang aku dapatkan di sana, tidak ada orang yang berusaha menyerobot, sepanjang apapun antriannya, dan yang kedua, petugas selalu mengecek keadaan mesin setiap satu sesi permainan berakhir. Mungkin hal ini memakan waktu lebih namun, safety comes first.



                  Setelah (aku) selesai mencoba bermain Giant Loop, kami baru sadar belum memiliki peta dan bingung mau memulai dari mana. Jadi, kami mencari peta lalu memutuskan untuk berkeliling di wahan indoor dulu baru melanjutkan di outdoor. Tentu saja setiap menemukan spot cantik, kami tidak lupa berfoto manis untuk dijadikan kenang-kenangan. 




Di dalam Lotte World, tentu saja banyak stan makanan dan minuman di setiap sudut. Dan salah satu stan berhasil menggoda kami, kami mencoba makanan semacam gorengan yang dapat diberi bumbu. Namanya sudah kami lupakan, namun rasa masih terkenang dalam hati. Aku memesan semacam gorengan seperti bakso yang di dalamnya terdapat tteokpokkinya. Menurutku enak, namun, yang dibeli Rany tampaknya lebih lezat. Kami mengeluarkan uang sebesar 2,000 won untuk setiap tusuknya. Kami menghabiskan dengan cepat karena kami harus mengantri untuk French Rollercoaster!


indoor area Lotte World

                  Sebelum berangkat (lagi-lagi), aku sudah mengecek permainan ini di Lotte World, ditambah roller coaster ini juga menjadi bintang saat Running Man episode 9, berkunjung ke Lotte World. “Roller coaster ini pasti seru,” pikirku waktu itu. Dan memang wajib rasanya untuk mencoba wahana ini bila mengunjungi Lotte World. Kami cukup kaget ketika sedang antri untuk naik wahana ini karena ada sepasang kekasih yang kissing di depan umum saat mengantri. Tampaknya budaya di sana memang sudah banyak berubah. Setelah naik wahana ini, ternyata andrenalin kami semakin terpacu untuk menejelajahi wahana lainnya.

                  Tiba saatnya berpetualang di area outdoor, tetapi sebelum menaiki wahana lainnya, churros panjang seharga 3,000 won lagi-lagi berhasil mencuri hati. Akhirnya kami membeli churros itu dan makan bersama. Churrosnya lumayan panjang, jadi karena takut kenyang di saat makan siang, kami memutuskan untuk makan separoan saja. Setelah selesai, kami mencoba permainan yang kami lupakan namanya karena menorehkan pengalaman pahit. Wahana ini berbentuk seperti pohon dan ada banyak kursi seperti ayunan. Persis seperti permainan di Dufan, tapi ini lebih bagus dan menarik (maaf Dufan). Saat berputar pertama-tama masih tidak ada masalah, namun semakin lama, kepala semakin pusing dan menjadi mual. Setelah turun dari wahana itu, aku langsung mencari toilet karena rasanya ingin muntah. Untung saja tidak jadi muntah dan setelah diam sejenak, semangat kembali pulih.

                  Ternyata hari sudah siang dan memang saatnya kami untuk menyantap makan siang. Aku dan Rany memilih makan di restoran Korea. Kami memesan satu menu pork rice bowl. Lumayan kenyang dan tenaga kami kembali terisi. Ini saatnya petualangan dilanjutkan. Salah satu wahana yang menjadi favorit adalah Atlantis Adventure. Dimana kami mengendarai semacam kereta (seperti di roller coaster) dan diajak berkeliling seperti memasuki dunia Atlantis. Bagi yang pernah naik wahana Niagara di Dufan, wahana ini mirip seperti Niagara, namun di wahana ini ada sabuk pengamannya dan lebih seru. sayang, terasa begitu cepat memang kalau wahananya mengasikkan.

                  Mungkin karena terlalu asik berjalan, Rany tidak menyadari bahwa kakinya kesakitan. Setelah benar-benar sakit, Rany menyadari dia seharusnya tidak menggunakan sepatu. Ini akibat perjalanan kami ke Myeongdong dan Namsan kemarin. Kuku kelingking kaki Rany memang terluka dan seharusnya dia tidak menggunakan sepatu. Terpaksa, kami kesana kemari mencari gerai yang menjual sandal. Untungnya kami menemukan di area indoor dan Rany mencoba beberapa sandal. Walau harganya lumayan mahal, namun demi menyelamatkan kaki dan sisa hari kami di Lotte World, Rany membeli sandal berwarna putih tersebut. Memang betul-betul sandal penyelamat karena sandalnya terlihat pas dan begitu nyaman membawa Rany mengitari Lotte World.

                  Kami melanjutkan dengan naik Bungee Drop, dan tentu saja tidak ketinggalan aku mencoba Gyro Drop (lagi-lagi Rany tidak mau ikut karena terlihat seram). One word : AWESOME! Jika kalian naik wahan ini, kalian akan dibawa setinggi 70 meter dan dapat melihat pemandangan indah di sekitar Lotte World. Belum selesai menikmati, kalian akan dilepas dengan kecepatan 100 km/jam. Setelah sampai di daratan, telapak kakiku langusng nyeri semua. Meski jantung serasa ikut tertarik ke bawah, tapi aku pengen banget naik wahana ini sekali lagi.



                  Setelah dirasa puas mengelilingi Lotte World, kami tidak akan melewatkan yang satu ini, Lotte World Star Avenue! Di sini terdapat kostum, CD, tanda tangan, tayangan iklan atau konser atau acara, serta properti yang pernah digunakan oleh sang artis. Waktu aku dan Rany ke sana sih kami melihat pajangan Rain, 2PM, Song Seung Heon, jang Geun Suk, Kim Hyun Joong, Choi Ji Woo, Hyun Bin, serta yang under construction (prediksi kami) itu punyanya SUPER JUNIOR! Sayang banget ya? Nah, di dalam Lotte World Star Avenue itu ada lagi area dimana kita bisa main kuis, foto bareng artis dengan teknologi semacam green screen, dan lain-lain. Memang lebih lengkap di dalam sana, namun kalian harus merogoh kocek sebesar 10,000 won. Aku sama Rany memutuskan untuk tidak mengeluarkan uang di sana karena menurut kami sudah cukup melihat-lihat di area luarnya saja.






                  Saatnya pulang dan beristirahat! Perjalanan terasa panjang dan lama karena kami pulang saat rush hour. Orang-orang pulang kerja dan subway menjadi penuh. Akhirnya meski kaki sudah lelah, kami harus tetap berdiri terus karena kereta tidak pernah sepi. Hati lega perasaan gembira ketika sudah mencapai kamar kami. Setelah istirahat sebentar dan mandi, kami melanjutkan perjalanan menuju Hongdae. Malam itu kami mengitari Hongdae sisi lain dan mencoba sebuah makanan ‘aneh’. Dari dulu aku memang selalu ingin mencoba makanan ini, lebih-lebih karena penasaran. Aku mengungkapkan hal ini pada Rany.

“Ran, coba makan soondae yuk!”

“Hah? Apa itu Xen? Makanan yang mana dan isinya apa aja?”

“Hmm.. itu dari usus babi, diisi mie semacam soun gitu, mirip bihun, sama darah babi.”

“……. kamu serius?”

krik…krik…krik…



                  Sayang kan kalau ngga mencoba makanan aneh waktu di Korea Selatan? Akhirnya, Rany mau juga mencoba makanan ‘aneh’ itu. Kalau Rany sekali makan langung ngga mau nambah lagi, beda sama aku. Memang terasa aneh di gigitan pertama, tapi entah mengapa lama-lama terasa lumayan gurih dan enak. Waktu itu kita makan soondae sama semacam garam gitu warna oranye muda. Tidak ketinggalan kita juga mencicipi Odeng (fish cake) serta minum sup dari gelas. Kami menikmati ini sambil berdiri di pinggir jalan karena namanya saja Korean Street Snack, yang jualan kayaknya pasangan suami istri Ahjumma dan Ahjussi. Saat itu perut baik-baik saja dan masih bisa dimasukkan makanan lain.

                  Kami melanjutkan perjalanan dan menemukan restoran daging yang menawan hati. Restoran itu tampak cukup ramai dan hampir penuh. Kami memutuskan makan di sana dan ternyata oh ternyata! Beberapa artis ternama pernah makan di sana. Sadarnya sih pas mau keluar karena kelihatan tanda tangan yang dilaminating dan dipajang di dinding. Member Big Bang dan 2NE1 ternyata pernah makan pula di sana. Memang, enak banget dagingnya dan side dishnya menurut kami cukup banyak. Masing-masing dari kami membayar 13,000 won (Rp 110.500,00) untuk makan malam hari itu.



                  Saat keluar dari restoran itu dan mau mengitari Hongdae exit 9, tiba-tiba perut sakit dan mulai terasa mulesnya. Waktu mau menyeberang, aku sudah mengutarakan hal ini sama Rany dan dia agak was-was. Tapi aku bilang, aku baik-baik saja. Nanti aja bisa ditahan sampai guesthouse. Ternyata oh ternyata sekali lagi, kata-kata yang keluar, otak, dan perut tidak sinkron. Sampai di exit 9, perut mulai bergejolak tanda tak mampu menahan. Aku mulai panik, Rany walau kelihatan tenang mulai ikutan panik. Masalahnya kita ngga tahu bisa menemukan toilet dimana. Masalah kedua, waktu sudah menunjukkan jam 10 malam KST dimana toko-toko sudah mulai berhenti beroperasi.

                  Akhirnya kita coba masuk ke Dunkin Donuts dan ternyata toilet sudah tutup. Pilihan lain, Burger King, karena biasanya di gerai makanan cepat saji ada toiletnya. Rany memesan es krim seharga 500 won dan aku langsung naik mencari toilet. Memang ada toiletnya, tapi sama seperti Dunkin Donuts, toilet tutup jam 10 malam. Akhirnya aku harus turun kembali dan mencari toilet lainnya. Panik. Perut sakit. Pusing. Keringat bercucuran. Hampir putus asa, kami berlari ke seorang petugas dan menanyakan toilet. Ternyata ada toilet di sebuah gedung yang dapat digunakan! Puji Tuhan!  Akhirnya aku bisa menunaikan ‘tuntutan perut’ dan pulang dengan perut enteng.

“Kamu sih, makan soondae kebanyakan. Udah tahu aneh begitu, jadi diare kan?”

Dan aku cuma bisa tertawa. Setidaknya, kejadian mencari toilet saat diare di Korea Selatan dapat menjadi kenangan indah. Lebih baik mencoba daripada tidak mencoba sama sekali kan? Kami menutup hari itu dengan berjalan santai kembali ke guesthouse. Kami tutup hari itu dengan doa dan tidur nyenyak sebelum petualangan seru lainnya di keesokan hari.

 

 

nantikan kisah lanjutan perjalanan kami di hari keempat, berkeliling Hongdae bersama Sohyun, dan mencapai Gwanghwamun serta Dongdaemun. Perjalanan kami belum berakhir!





By: @xenwoo

No comments:

Post a Comment